Sabtu, 24 Oktober 2009

Bagaimana Menjadi Pendengar yang Baik dan Efektif

Komunikasi Bisnis

10 Kiat Menjadi Pendengar Yang Baik

Apakah Anda sudah menjadi “pendengar yang baik” bagi si dia? Manfaat apakah yang Anda peroleh?

Nah, kita mau jadi pendengar yang baik, kan?

Sekurang-kurangnya ada sepuluh kiat agar menjadi pendengar yang baik:

1. dengarkanlah dia tidak hanya dengan telinga, tetapi juga dengan mata, hati, pikiran, dan bahasa tubuhmu. Untuk mendengar apa yang sebenarnya dimaksudkan si dia, kamu perlu “mendengarkan” apa yang tidak dia ucapkan (yaitu apa yang sesungguhnya ada di balik kata-katanya). Seberapa keras pun dia tampak dari luarnya, dia punya kebutuhan besar untuk dipahami.

2. berusahalah mendengarkan secara aktif. Lakukan komunikasi dua arah. Sering-seringlah ajukan pertanyaan kepadanya.

3. janganlah memotong pembicaraan. Biarkan dia menyampaikan pikiran atau perasaannya secara tuntas.

4. jangan mendengarkan secara sepotong2 yang akan memungkinkan kamu menyerang si dia atau menemukan kesalahannya.

5. cobalah bersikap seperti gema. Tidak perlu menghakimi atau pun menggurui. Gema hanya memantulkan. Caranya, ulangilah dengan kata-katamu sendiri, apa yang dimaksudkan dan dirasakan lawan bicaramu, segera sesudah dia bicara. Misalnya: “Ooo, penulis yang sejati itu bukan sekedar meringkas tulisan orang lain, tapi mengungkap pikirannya, perasaannya, atau segala peristiwa yang pernah dialaminya. Bukan begitu, Ka?

6. nyatakan pengertianmu terhadap perasaannya. Disamping mengulangi isi pernyatan si dia, gemakan juga perasaan yang tersirat dari pernyataanya. Contohnya: “Aku bisa membayangkan perasaanmu, De. Kau tentu merasa bete, ‘kan?”

7. selamilah perasaan si dia. Kata Robert Byrne, “Hingga kamu berjalan satu mil dengan mengenakan sepatu orang lain, tidak mungkin kamu bayangkan baunya.” Maksudnya, ketika mendengarkan omongan si dia, kamu harus berusaha mencerna kata-katanya dengan menggunakan “kacamata” si dia dan berusaha menyelami perasaan dia.

8. hindarilah “sindroma hiburan” (harapan bahwa si dia akan menghiburmu). Alih-alih, hiburlah dia dengan menjadi pendengar yang baik bagi si dia. Umpamanya: “Oke deh, Kak. Makasih.”

9. jangan melamun, karena hal ini cenderung membiarkan pikiran kamu melantur, berkelana keliling dunia, sehingga …. (begitu deh, jadinya).

10. asumsikanlah bahwa apa yang dikatakan si dia bermanfaat. Bagaimanapun, tentu ada sisi positif dari kata-katanya yang bisa kau petik untuk kau jadikan pelajaran.

5 Cara Untuk Menjadi Pendengar yang Baik

1 Nilai

Quantcast

Beberapa ahli menyatakan bahwa orang akan salah mengartikan 70 persen apa yang mereka dengar dalam sebuah percakapan. Ini karena mereka mendengar secara pasif. Sungguhlah mudah untuk menjadi pendengar yang aktif. Latihlah menjadi pendengar yang aktif ini. Dalam waktu yang tidak lama, orang-orang akan mulai melihatmu sebagai seseorang yang brilian dan menarik yang pernah mereka temui.

1. Lakukan dan pertahankan kontak mata. Jangan memelototi orang tersebut. Tataplah matanya.

2. Tunjukkan bahwa kamu menaruh perhatian dengan sesekali menganggukkan kepala, menggumam, atau melontarkan komentar-komentar pendek. Sebagai contoh: “Aku mengerti apa yang kamu maksudkan.” “Aku mendengarmu.” “Kamu serius?” “Teruskan ceritamu.” “Beneran?” “Teruskan.” “Hmmmm…” “Oooh…”

3. Tanyakan kejelasannya kalau orang lain mengatakan sesuatu yang tidak kamu mengerti. Ini tidaklah sama dengan menantang atau menginterogasi dia. Sebagai contoh: Daripada mengatakan “Kamu ngomong apa sih?” katakanlah “Aku minta maaf, aku nggak begitu mengerti apa yang kamu katakan tadi.” Daripada mengatakan “Mulai dari pertama lagi. Bicaramu nggak jelas!” cobalah “Tolong ulangi lagi. Aku nggak yakin aku sudah bisa menangkapnya.”

4. Sesekali, ukangi perkataan orang lain. Simpulkan apa yang kamu dengar. Hal ini menunjukkan bahwa kamu mendengarkan dia. Sebagai contoh: “Wah. Jadi, Haris mengadu kepada Ibu Sari bahwa kamu menyontek jawaban-jawabanmu?” Kamu merasa Rika judes sama kamu waktu makan siang hari ini?” Orangtuamu rupanya sangat keras kepadamu, ya.”

5. Sesekali, ungkapkan komentar pendek tentang perasaan orang lain. Sebagai contoh: “Kamu pasti benar-benar terkejut.” “Aku rasa kamu sedang kesal, ya.” “Taruhan, pasti kamu sangat ketakutan.” “Kamu pasti merasa sedih karenanya.”

“Kita diberikan satu lidah dan dua telinga. Jadi kita bisa mendengar dua kali lebih banyak ketimbang berbicara” [Epictetus]

kombis

kombis
ngetes